Jum’at siang 19 Juli 2019, kampus Cendekia Utama mendadak  panik. Pasalnya sebuah mobil minibus yang ditumpangi 7 orang menabrak sebuah sepeda motor. Lokasi kecelakaan tepat di pintu gerbang kampus. Kecelakaan berawal ketika sebuah minibus dari arah selatan belok menuju pintu masuk STIKES. Secara tiba-tiba muncul sepeda motor yang ditumpangi 2 pengendara dari arah dalam kampus. Pada saat bersamaan sepeda motor yang dikendarai satu orang yang berada dibelakang minibus mengerem mendadak. Akhirnya sepeda motor tersebut juga menabrak minibus yang ada didepannya. Kecelakaan pun tidak bisa dihindarkan. Sopir minibus mengalami luka berat dikepalanya karena benturan. Diperkirakan terjadi fraktur servikal di daerah lehernya bagian tengkuk.  Dua orang penumpang minibus mengalami luka berat. Empat penumpang lainnya mengalami luka-luka ringan. Seorang pengendara sepeda motor masuk dibawah bodi mobil bagian depan. Satu orang yang diboncengkan terpental hingga di depan pos satpam. Seorang pengendara sepeda motor yang lain bagian kakinya terjepit ban belakang mobil. Beruntung segera datang pertolongan dari team penanganan gawat darurat BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support).

Kejadian tersebut adalah simulasi Penanganan Pertama Gawat Darurat (PPGD) atau  pelatihan BTCLS di Kampus STIKES Cendekia Utama Kudus yang diadakan mulai tanggal 16 hingga 19 juli 2019. Pelatihan ini diikuti sekitar 133 peserta dari Program Studi Ners dan AKPER Krida Husada. Kegiatan pelatihan BTCLS ini rutin diadakan setiap tahun. Pada kesempatan ini pihak kampus bekerja sama dengan Team PPGD/BTCLS dari Smart Emergency Service Indonesia. Hadir dalam pembukaan pelatihan BTCLS ketua STIKES Cendekia Utama, H. Ilham Setiyo Budi, S.Kp., M.Kes. Pada kesempatan ini Ketua STIKES memberi kata sambutan sekaligus membuka acara. Pada saat sambutan, ketua STIKES menyampaikan bahwa setiap tenaga kesehatan harus memiliki keterampilan khusus. Bukan hanya sekedar lulus dari perguruan tinggi. Supayalulusan bisa berkompetesi dengan lulusan kesehatan dari perguruan tinggi lain. “Kemampuan penanganan kegawatdaruratan seperti BTCLS menjadi nilai plus bagi lulusan”. Imbuhnya. Hadir juga dalam acara pembukaan direktur Smart Emergency Service Indonesia, Dr.  Wahyu Wijanarko, Sp. B., M.Si. Med.

Pelatihan BTCLS bertujuan agar lulusan STIKES Cendekia Utama memiliki keterampilan penanganan awal kegawatdaruratan. Karena keterampilan penanganan gawat darurat seperti BTCLS sangat dibutuhkan di setiap layanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik-klinik kesehatan. Penanganan yang tepat pada awal kejadian sangat menentukan bagi kehidupan penderita. Prinsip utama pertolongan pertama gawat darurat adalah menyelamatkan pasien dari kematian. Penanganan juga harus mengacu pada filosofi dalam PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) yaitu time is life saving.  Artinya setiap tindakan yang dilakukan harus cepat, tepat, efektif dan efisien.

Dalam pelatihan BTCLS disampaikan materi yang berkaitan dengan Penanganan Pertama Gawat Darurat. Materi-materi ini meliputi Bantuan Hidup Dasar (BHD), initial assessment, biomekanik trauma, cedera kepala, luka bakar dan fraktur, management shock, keracunan, dan perekaman EKG. Materi tersebut sangat penting diketahui petugas kesehatan untuk membantu menyelamatkan pasien dari kondisi gawat dan darurat.

Dengan diadakan pelatihan BTCLS ini diharapkan lulusan STIKES Cendekia Utama dan AKPER Krida menjadi petugas kesehatan yang sigap dan tanggap dalam penganan gawat darurat. Selain itu, lulusan juga mampu bersaing dengan lulusan kesehatan dari perguruan tinggi yang lain dengan keterampilan khusus yang dimiliki. (dlc)